Rabu, 26 Januari 2011

MANAJEMEN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN

PENGERTIAN MANAJEMEN
Suatu organisasi dapat hidup dan berjalan dengan benar, terarah dan mencapai tujuan dengan efektif dan efisien apabila dikelola dengan baik. Untuk dapat mengelola dan mengatur organisasi dengan baik ini diperlukan adanya kecakapan dan kemampuan dalam hal managerial ( management skill ). Sebab dengan adanya kecakapan dan kemampuan dalam hal managerial ini, semua sumber daya organisasi dapat difungsikan secara optimal dan produktif yang pada akhirnya tujuan organisasi dapat dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna.
Ada banyak sekali rumusan atau definisi tentang managemen yang sampai sekarang belum ada kesepakatan diantara para ahli. Disini dapat kami kemukakan dua rumusan yang sederhana, yaitu :
1. Marry Barlin Follet
Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini ada, dimana dalam kenyataannya bahwa manager ( pemimpin ) dalam usaha mencapai tujuannya dengan rangkaian berbagai cara yang kemudian dilakukan oleh orang-orang yang berada di bawah bimbingannya.
2. Dr. Whinardi
Manajemen adalah merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari aktifitas perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya organisasi ( manusia dan alam ).

Dari kedua rumusan di atas, maka dapat kita pahami bahwa :
1. Manajemen adalah merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan.
2. Manajemen adalah merupakan serangkaian tindakan atau seni.
3. Manajemen mempunyai unsur-unsur yang sering disebut dengan fungsi managemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan pengawasan ( POAC : Planning, Organizing, Actuating, Controling ).




Definisi di atas dapat ditunjukkan dalam diagram sebagai berikut :


MANFAAT DAN FUNGSI MANAJEMEN
Secara garis besar manfaat manajemen dalam pengelolaan organisasi adalah agar organisasi dapat berjalan sesuai dengan arah, sasaran yang dikehendaki secara berdaya guna dan berhasil guna ( efektif dan efisien ). Yang pada akhirnya dapat menghindarkan adanya hal-hal atau tindakan-tindakan yang tidak mendukung, menghambat dan bahkan merugikan dalam pencapaian tujuan organisasi.
Pada hakikatnya inti dari organisasi adalah manajemen. Suatu organisasi tanpa adanya manajemen yang baik didalamnya akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki. Dapat diibaratkan dalam kehidupan, manajemen merupakan jasad atau badan, sedangkan manajemen merupakan roh, jiwa atau akal pikirannya yang dapat menggerakkan dan memberikan arah kehidupan pada organisasi. Dengan demikian dapat dipahami bahwa organisasi tanpa manajemen didalamnya seperti jasad tanpa roh atau kehidupan tanpa akal pikiran.
Fungsi manajemen sering disebut dengan unsur-unsur atau aktifitas manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan. Semua itu merupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipecah-pecahkan, baik dalam actionnya atau operationalnya maupun dalam cara memahaminya pembahasan dari fungsi-fungsi tersebut adalah :
1. Perencanaan ( Planning )
Perencanaan yaitu menentukan terlebih dahulu serangkaian tindakan untuk mencapai tindakan yang diinginkan ( Louis A. Allen ). Jadi perencanaan adalah merupakan keputusan yang diambil dengan disertai keputusan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, kapan, bagaimana, dan sebagainya. Oleh karena itu menurut BESHLINE, setiap pertanyaan harus memberikan jawaban atas pertanyaan SW + 1H, yaitu :
 What ( apa ) mencakup tentang tujuan.
 Why ( mengapa ) menjelaskan mengenai pemilihan tujuan.
 When ( kapan ) menjelaskan tentang waktu.
 Where ( dimana ) menjelaskan tentang tempat.
 Who ( siapa ) menjelaskan pelaksanaannya.
 How ( bagaimana ) menjelaskan teknis atau cara pencapaian tujuan.

Unsur-unsur yang ada dalam suatu perencanaan ;
1. Tujuan yang ingin dicapai, dapat bersifat material seperti memperoleh laba, atau bersifat moral seperti meningkatkan keahlian atau ketrampilan.
2. Politik atau kebijakan, yaitu menyangkut tentang kebijaksanaan yang diambil dalam menjalankan rencana, termasuk kebijaksanaan jika terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan rencana ketika dioperasionalkan.
3. Prosedur, yaitu langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
4. Anggaran atau budget, yaitu mengenai pendanaan yang meliputi sumber dana dan penggunannya.
5. Program, yaitu kumpulan aktifitas yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.

Hal lain yang perlu mendapatkan pengertian, bahwa dalam penyusunan rencana bukanlah merupakan daftar keinginan yang utopis melainkan bersifat realistis, yang artinya berpijak pada kemampuan riil organisasi dan dapat dilaksanakan oleh semua sumber daya organisasi yang ada.

2. Pengorganisasian ( Organizing )
Pengorganisasian adalah menentukan dan mengelompokkan berbagai kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan, memberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab serta mengatur hubungan koordinasi antara setiap personalia atau pelaksana.
Hasil dari aktifitas pengorganisasian ini adalah organisasi dalam arti statis maupun dinamis. Organisasi dalam arti statis adalah lembaga atau wadahnya, dan organisasi dalam arti dinamis adalah mekanisme atau tata kerja yang hidup dalam organisasi.

3. Penggerakkan ( Actuating )
Menggerakkan atau pemimpin ( actuating ) adalah usaha menggerakkan anggota organisasi agar mau bertindak dan bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam manajemen, unsur atau fungsi ini adalah fungsi yang strategis dan kompleks karena fungsi ini merupakan aktifitas yang secara langsung berhubungan dengan orang per orang, yaitu usaha untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia dengan sukarela atau terpaksa untuk mencapai tujuan organisasi.
Fungsi ini dikatakan kompleks karena manusia merupakan makhluk yang penuh dengan ketakterdugaan, mempunyai perbedaan yang sangat heterogen serta mempunyai motivasi yang sangat beragam.
Dalam prakteknya perumitan pelaksanaan actuating ini adalah tantangan yang paling menantang bagi seorang pemimpin. Dan untuk mengatasinya diperlukan adanya rasa, cipta, dan karsa yang tinggi.

4. Pengawasan ( Controling )
Pengawasan adalah serangkaian aktivitas pengawasan guna menjamin tercapainya tujuan sebagaimana yang direncanakan. Maksudnya adalah untuk menjamin bahwa kegiatan-kegiatan yang telah dipolakan dalam rencana akan dilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai dengan rencana, dan apabila terjadi penyimpangan maka melalui mekanisme pengawasan ini akan dapat dicari jalan keluarnya yang tidak mengakibatkan lepasnya tujuan semula.
Dalam melakukan pengawasan, seorang pemimpin dapat menggunakan cara :
1. Pengecekan laporan, baik rutin maupun insidentil, lisan maupun tertulis.
2. Melakukan observasi lapangan secara rutin maupun dadakan.
Dengan adanya pengawasan tersebut, maka diharapkan dapat tercipta suatu iklim yang terkendali dalam pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian tujuan organisasi.
Dapat digambarkan hubungan organisasi, manajemen dan kepemimpinan sebagai berikut :

Manajemen adalah inti dari organisasi. Kepemimpinan adalah inti dari manajemen dan pengambilan keputusan adalah inti dari kepemimpinan.

5. Tipologi, Fungsi dan Potret Ideal Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok di dalam usaha mengarahkan tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Pemimpin adalah seseorang yang karena sesuatu sebab diikuti oleh kelompok manusia lainnya atau orang yang dapat menggerakkan orang lain sesuai dengan visi dan misi organisasi.
Dari pengertian tersebut dalam prinsip kepemimpinan terkandung 3 unsur yang saling mempengaruhi yaitu :
1. Pihak yang mempengaruhi, disebut pemimpin.
2. Pihak yang dipengaruhi, disebut pemimpin.
3. Situasi dan kondisi yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi.
Dalam kepemimpinan, ada berbagai macam tipologi diantaranya :
a. Kepemimpinan otoriter.
Yaitu kepemimpinan berdasarkan kekuasaan mutlak, sehingga keputusan ada ditangan pemimpin yang menganggap dirinya lebih mengetahui dalam segala hal dari anggotanya. Tujuan pemimpin menjadi tujuan kelompok.
b. Kepemimpinan liberal atau bebas.
Yaitu kepemimpinan dimana anggota kelompok diberi kebebasan dalam menentukan tujuan kelompok. Pemimpin bersifat pasif, tidak ada inisiatif dan sebagai penonton.
c. Kepemimpinan demokratis.
Yaitu kepemimpinan dimana pemimpin didalam melakukan tugasnya melibatkan secara kolektif angggotanya, sehingga suatu keputusan merupakan keputusan bersama.
d. Kepemimpinan Kharismatis
Adalah kepemimpinan yang berdasarkan tradisi dan sejarah merupakan dasar hukum istimewa sang pemimpin, yaitu secara turun-temurun, contoh : raja-raja, kaisar.
e. Kepemimpinan Rasional.
Yaitu kepemimpinan atas dasar pertimbangan rasionalitas. Norma atau aturan disusun secara rasional, birokratis ( bersandar pada aturan ) dan sistem jabatan yang bertingkat-tingkat menjadi ciri khasnya, misal : kepala negara.



FUNGSI KEPEMIMPINAN
a. Fungsi analisa ( pengolah kebutuhan, masalah, tujuan program dan keadaan yang dipimpin baik potensi dan masalahnya ).
b. Fungsi pengarahan ( dengan membagi tugas dan tanggung jawab, wewenang serta membimbing dan mengarahkan ).
c. Fungsi pembentuk susunan ( ketertiban, keamanan, keterbukaan, kekeluargaan dan motivasi ).
d. Fungsi pemeliharaan ( suasana, semangat kerja, peningkatan dan pengembangan usaha yang telah dilaksanakan ).

POTRET IDEAL KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan ideal dapat dilihat dari ciri-ciri kepemimpinan yang baik dan berhasil. Seorang pemimpin yang baik adalah :
- Berwibawa - Sederhana
- Jujur - Berjiwa besar dan dinamis
- Dapat dipercaya - Bersikap wajar
- Bijaksana - Mengayomi
- Berani, mawas diri - Penuh pengabdian pada tugas
- Tegas dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil

Adapun ciri-ciri kepemimpinan yang berhasil adalah :
1. Mengetahui kebutuhan dan terbuka kepada program dan yang dipimpin.
2. Bersedia membimbing dan mengarahkan kepada program dan yang dipimpin.
3. Bersedia membagi tanggung jawab dan wewenang kepada mereka yang dipimpin.

SOSOK DAN CITRA DIRI SEORANG PEMIMPIN IPPNU
IPPNU merupakan organisasi kader muda yang bernaung di bawah Jamiyah Nahdlatul Ulama atau sebagai Badan Otonom NU, maka eksistensi dan keberadaan IPPNU cukup penting , disebabkan tugasnya menyiapkan kader NU, khususnya kader putri pada basis yang paling dasar yaitu remaja, pelajar putri, mahasiswa dan santri putri. Dalam menjalankan tugasnya pemimpin IPPNU tidak lepas dari, citra diri IPPNU sebagai landasan sikap dan menjadi pegangan bagi kader IPPNU yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan zaman dan tidak melanggar khittah NU. Citra diri IPPNu yang meliputi visi, misi, orientasi, karakter dasar, posisi, target group dan bidang garapan, organisasi.
POSISI, FUNGSI PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN IPPNU
Bidang Organisasi
Meningkatkan kualitas kelembagaan IPPNU secara administratif maupun, secara organisasi.

Bidang Kaderisasi
Berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas kader melalui upaya perencanaan kaderisasi yang sistematis, terpadu dan berkelanjutan sesuai dengan segmen garapan IPPNU.
Bidang Partisipasi
Berupaya meningkatkan peran IPPNU dalam kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan.

PENUTUP
Manajemen dan kepemimpinan senantiasa berhubungan dengan manusia yang punya perbedaan yang sangat beragam, tentang kepribadian, latar belakang pendidikan, karakter serta sifat-sifat asli lainnya yang dibawa dari luar organisasi ke dalam organisasi. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memperhatikan hal-hal tersebut sehingga ia dapat memanfaatkan semua sumber daya organisasi secara efektif dan efisien.
Manajemen sebagai ilmu tidak berbeda dengan ilmu-ilmu yang lain, dimana penerapannya harus disesuaikan dengan situasi, kondisi serta faktor-faktor lain yang melingkupinya. Penyesuaian konsep-konsep umum terhadap situasi khusus disebut seni manajemen.


KEPEMIMPINAN

Studi yang dilakukan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus, menunjukkan bahwa ada lebih dari 350 definisi mengenai leadership yang pernah mereka baca dari berbagai literatur akademis yang ditulis sampai pertengahan tahun 80 – an. Hal ini cukup untuk membuat mereka mengatakan bahwa ibarat seni dan atau cinta. Kepemimpinan merupakan hal yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Kita tahu bahwa hal itu ada, eksis dan kita merasakannya, tetapi tak seorang pun mampu mendefinisikannya secara tuntas.
Apa dan bagaimanapun kepemimpinan didefinisikan, sejumlah kata yang berkaitan dengan kepemimpinan adalah :
- Visi, tujuan, sasaran, hasil
- Misi, nilai-nilai, keyakinan
- Strategi, ketrampilan, kemampuan
- Pengikut, konstitnen
- Pengaruh, otoritas, kekuasaan
- Motivasi, inspirasi, energi, daya dorong
- Relasi, kontrak, transaksi, transformasi
- Pemberdayaan, pemerdekaan, potensi
Ada 3 komponen utama kepemimpinan :
1. Sosok pribadi yang bertumpu pada pola pikir, sikap atau disebut paradigma dan komitmen.
2. Perilaku, yang tercermin pada proses interaksi dalam arti sampai sejauhmana pemimpin melibatkan pengikut dalam pengambilan keputusan.
3. Situasi, dimana lingkungan ( inveronment ) kerja yang sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan.

GAYA-GAYA KEPEMIMPINAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Likert ( Likert’s Management System ), ada 4 macam gaya kepemimpinan yaitu :
1. Gaya Otoritas ( Explosive atau Authoritative ).
- Pemimpin menentukan semua keputusan yang berkaitan dengan seluruh pekerjaan dan memerintahkan semua bawahan atau pengikut untuk melaksanakan.
- Pemimpin kurang percaya terhadap bawahan dan memberikan ancaman atau hukuman kepada bawahan yang tidak berhasil melakukan tugas.
- Atasan dan bawahan bekerja dalam suasana yang saling mencurigai.
2. Gaya Otoritas Yang Bijaksana ( Benevolent Authoritative ).
- Pemimpin menyampaikan berbagai peraturan, bawahan diberi kebebasan untuk berpendapat dan diberi fleksibilitas dapat melaksanakan tugas diberi batasan serta berbagai prosedur.
- Pemimpin akan memberi hadiah atau penghargaan bagi yang berhasil dan sanksi bagi yang kurang berhasil sebagai dorongan.
- Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana cukup baik.
3. Gaya Consultative
- Pemimpin menentukan tujuan dan berbagai ketentuan yang bersifat umum, sesudah memulai proses diskusi dengan bawahan.
- Penghargaan dan hukuman diberikan sebagai dorongan pada bawahan.
- Pemimpin punya kepercayaan dan keyakinan pada bawahan.
- Tercipta hubungan dua arah.
4. Gaya Partisipatif
- Penentuan tujuan dan pengambilan keputusan ditentukan oleh kelompok atau bersama jika pemimpin perlu mengambil keputusan setelah adanya pendapat atau saran bersama dari bawahan.
- Hubungan kerjasama dalam suasana persahabatan dan saling percaya.
- Motiviasi ekonomis.

MODEL KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Dari hasil berbagai penelaahan timbul suatu pemikiran yang mendasar bahwa kepemimpinan dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional, dimana pemimpin itu berada atau dimana pemimpin itu melaksanakan tugasnya. Variabel situasi seperti : waktu, tuntutan tugas, iklim organisasi, harapan dan kemampuan atasan, rekan sejawat dan bawahan adalah sangat penting bagi perilaku pemimpin. Dengan demikian perilaku kepemimpinan cenderung berbeda-beda dari situasi ke situasi lain, artinya disesuaikan dengan situasi yang dihadapi.
Ada pemimpin yang cenderung mengarahkan diri ( Direktif ) selalu memberi petunjuk kepada bawahan, dan ada pula pemimpin yang cenderung memberikan dukungan ( supportif ). Selanjutnya situasi lain mungkin merupakan kombinasi antara kecenderungan memberikan pengarahan dan dukungan.
Tipe dasar perilaku kepemimpinan situasi dalam proses pengambilan keputusan dan proses pemecahan masalah, dapat diidentifikasikan ke dalam gambar sebagai berikut :

P.1 = tinggi tugas direndah hubungan tipe yang cocok instruksi / telling.
P.2 = tinggi tugas dan tinggi hubungan tipe yang sesuai, konsultasi / selling.
P.3 = tinggi hubungan rendah tugas, tipe yang diperlukan partisipasi.
P.4 = rendah hubungan dan rendah tugas, tipe yang cocok delegasi.

Sejauh mana seorang pemimpin memperhatikan situasi atau tergantung dengan “Tingkat Kematangan” ( maturity ) yang ditunjukkan oleh yang dipimpin. Rasa tanggung jawab dalam arti orang yang memiliki kemauan ( motivasi ) dan kemampuan ( kompetensi ) untuk menentukan tujuan organisasi.
Ada empat macam pola yang menggambarkan tingkat kematangan yang dipimpin ( K ) yaitu :
K.1 Kematangan tingkat rendah = tidak mau dan tidak mampu.
K.2 Kematangan tingkat rendah menuju sedang = mau tapi tidak mampu.
K.3 Kematangan tingkat sedang menuju tinggi = mampu tetapi tidak mau .
K.4 Kematangan tingkat tinggi = mampu dan mau

KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
Apabila 4 tipe perilaku kepemimpinan dengan 4 tingkat kematangan yang dipimpin tersebut dikaitkan satu sama lain, menggambarkan adanya korelasi antara tingkat lingkup kematangan dengan tipe perilaku yang paling sesuai, yang dapat mendukung terwujudnya kepemimpinan yang efektif, hubungan tersebut adalah :
1. Apabila yang dipimpin berada dalam K.1, perilaku yang efektif adalah instruksi ( telling ).
2. Apabila yang dipimpin berada dalam K.2, perilaku yang efektif adalah konsultasi ( selling ).
3. Apabila yang dipimpin berada dalam K.3, perilaku yang efektif adalah partisipasi.
4. Apabila yang dipimpin berada dalam K.4, perilaku yang efektif adalah delegasi.
Dengan diketahui perilaku dan tingkat fleksibilitas kepemimpin seseorang akan bermanfaat lebih lanjut bagi pemimpin yang bersangkutan untuk mawas diri dan meningkatkan kepemimpinannya sesuai dengan situasi.

1 komentar:

  1. Ini tulisan dari kami yang setema dengan tulisan di blog ini
    https://www.banjirembun.com/2012/05/artikel-umum-kepemimpinan-manajeman-dan.html?m=1

    BalasHapus